Home » , , , » Film 'Enggak Ada Matinya',Cerita Slank Format Baru

Film 'Enggak Ada Matinya',Cerita Slank Format Baru

Written By Unknown on Selasa, 10 Desember 2013 | 17.07

Jakarta - Bukan sekali Slank membuat film. Dan karya grup musik ini tidak terbatas pada lagu, aksi panggung atau berkolaborasi dengan berbagai tokoh dan para pemimpin Indonesia. Slank juga memiliki kepiawaian dalam hal film. Seperti film yang akan dirilis pada 18 desember besok berjudul Enggak Ada Matinya. Film ini menceritakan formasi 14 ketika tahun 1996 Abdee dan Ridho dipanggil Slank untuk bergabung dengan mereka, paska Indra, Pay dan Bongky ke luar atau mengundurkan diri dari grup ini.


Melalui film ini bercerita bagaimana Slank (Baca: Novel Politik Slank akan Dipakai Kampanye Pilkada)ingin membuktikan bandnya tidak bubar, meski personil yang tersisa hanya Bimbim, Kaka dan Ivan yang saat itu saat puncak kejayaan slank masih melakukan tur di sana-sini. Abdee dan Ridho yang diajak gabung diberi persyaratan untuk bisa membawakan 35 lagu Slank hanya dalam waktu tiga hari saja. Dan jadwal tur keliling daerahpun dimulai. Dan saat itulah dimulai petualangan Slank dengan format baru. Kehidupan rock and roll, mereka bertemu berbagai lapisan masyarakat, mengenal Indonesia, dan terutama saling mengenal diri sendiri.


"Film ini memang Slank banget, masa jahiliyah sekaligus masa kejayaan. Gue dan Kaka lagi hot-hotnya fly, Abdee dan Ridho masuk untuk ditantang dan mesti menyesuaikan diri. Gila situasi saat itu, seru banget dan pembuktian hingga sekarang Slank," kata Bimbim saat ditemui di markas Slan di Gang Potlot, Kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Kamis, 21 November lalu.


Di film ini menceritakan formasi Slank (Baca: Lagu Sedekah Mendekatkan Slank dengan Yusuf Mansur) dengan album tujuh sukses besar, meski saat itu juga ketergantungan Bimbim, Kaka dan Ivan terhadap narkoba semakin kuat.


"Syukur ada Bunda Iffet, Abdee dan Ridho yang berusaha untuk mengajak gue, Kaka dan Ivan bisa lepas dari jerat narkoba, Mereka meyakini perjalanan band ini masih panjang dan masih banyak yang bisa Slank lakukan untuk orang lain," kata Bimbim.
Dan terbukti tidak ada yang bisa menghalangi Slank (Baca: Di `Generasi Biru`, Nadine Adu Menari dengan Kaka) untuk terus maju ke depan. "Tidak narkoba, tidak perpecahan. Selama semua dijalankan bersama-sama. Bersama sahabat, keluarga bahkan keluarga besar Slank Indonesia enggak ada matinya. Kalau kata Kaka selama republik ini masih ada dan masih berdiri maka kami, Slank akan selalu ada. Biar misalnya satu di antara kita sudah tiada, Slank akan selalu ada dan dikenang melalui karya dan lagu-lagunya," janji Bimbim dengan penuh keyakinan setelah bicara panjang lebar.


Selain film Enggak Ada Matinya, tahun 2009 Slank pernah bermain film berjudul Generasi Biru. Film ini bekerjasama dengan sutradara handal Garin Nugroho. Dalam film ini menceritakan tentang perjalanan karir Slank dalam bentuk koreograpi.


"Para personil Slank menjadi dirinya sendiri. Ada tiga unsur pada film ini yaitu animasi, koreo, dan dokumenter Slank. Pada dokumentasi ini kebanyakan mengambil scene pada acara Slankers Day," kata Bimbim yang membuat album di film ini SLank Dance dan Monogami," ujar Bimbim,


Selama ini diakui Bimbim, juga sempat mendokumentasikan beberapa aksi Slank dalam bentuk video. "Kita sempat juga bikin film dokumenter Plur," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.marketglory.com/strategygame/bonekmania

Diberdayakan oleh Blogger.