Wisatawan melihat sejumlah baju yang di jual di di Djatie Shop, di Yogyakarta, (1/12). Toko ini merupakan surga bagi para Slankers karena toko ini menjual sejumlah pernak-pernik Slank. Tempo/Anang Zakaria
Jakarta - Laiknya sebuah organisasi, Slankers juga membutuhkan dana untuk melakukan berbagai kegiatan.
Pemberdayaan para Slankers (Baca: Ini Rahasia Kompaknya Slankers) diatur dalam pasal lima anggaran dasar Slank Fans Club (SFC), yaitu "Terbinanya persatuan dan kesatuan serta tali Silaturahmi, peran dan fungsi Slankers yang berasal dari Slank Fans Club demi terwujudnya masyarakat Adil dan Makmur."
Untuk perwujudannya, SFC kemudian membentuk usaha bersama yang dikelolah para Slankers. Slankers Jakarta, misalnya, menjalankan usaha penyablonan baju-baju Slank. Kaos dengan motif Slank, baik logo maupun personel, ada di gerai yang juga berlokasi di Potlot itu.
Slankers Yogyakarta juga demikian. Untuk menghidupkan kreatifitas para Slankers, mereka membuka butik yang menjual berbagai pernak-pernik berbau Slank.
Semua usaha yang dijalankan Slankers ini tidak lepas dari pantauan Slank (Baca: Lagu Sedekah Mendekatkan Slank dengan Yusuf Mansur).
"Semua personel Slank tidak sungkan untuk membantu kami, para Slankers," kata Aat, Ketua Slankers Yogya. "Mereka punya kepedulian yang cukup tinggi terhadap semua kegiatan kami."
Usaha yang dijalankan Slankers ini sudah barang tentu meningkatkan daya kreativitas untuk semua anggotanya. Satu yang pasti, mereka juga bisa berpenghasilan lewat usaha tersebut.
RINA ATMASARI
0 komentar:
Posting Komentar